Bunda
Ibu merupakan orang yang selalu menasehati kita. Terkadang kita pernah membuatnya bersedih dan menangis. Padahal kata-kata yang disampaikan Ibu adalah kata-kata penuh kelembutan dan ketulusan yang menyentuh hati kita. Bahkan kita juga pernah membuat Ibu kita menangis karena kenakalan kita.
Tentu tangisan Ibu bisa membuat kita larut akan air matanya. Jika tidak, mungkin Anda masih diikuti oleh sifat keras kepala dan hati. Karena Ibu adalah orang yang selalu menasehati dengan kelembutannya. Ibu itu segalanya, karena Ibu adalah inspirasi kita dalam membuat puisi ibu tersayang.

Khusus hari ini, kita akan bagikan puisi ibu tersayang. Tentu puisi ini mengingatkan kita pada Ibu kita, juga masa lalu kita saat masih kecil dan berbuat ulah pada Ibu kita. Bahkan nasehat Ibu juga terngiang di telinga kita. Berikutnya, rasakan dan nikmati puisi-puisi di bawah ini.

Merindukan Kasih Sayangmu

Kau mengajariku caranya bermimpi dan melakukan sesuatu
Nasihatmu, perintahmu telah melekat di memoriku
Hingga aku beranjak dewasa
Dan aku merindukan kasih sayang itu, Bu 

Hati Seorang Ibu

Jika ingin menagis, mengangislah
Janglah kau tahan
Utarakan saja apa yang ada di dalam hatimu
Tapi ingat, selalu lah tersenyum
Senyummu,
Begitu lembut terasa
Kau menunjukan keikhlasanmu
Tanpa tau berkata-kata
Juga hidup kau jalani dengan tegar
Kau selalu bersembunyi dengan tenang
Dari sesaknya ulahku
Kau tetap tunjukan kelembutanmu
Bu,
Doa selalu kaurapal
Dengan media kedua telapak tangan
Kau meminta pada-Nya
Bu,
Terbesit selalu senyummu
Hatiku bergetar
Menjadi tenang 
Baca Juga :
Puisi Ibu Singkat

Ibu

Ibu,
Kau melahirkanku, hingga aku di dunia ini
Kau mengorbankan nyawamu, untuk cintamu
Aku ingin membalasnya
Ibu,
Kau membelaiku, hingga aku tenang
Mengobati segala rasa sakitku, hingga ku sembuh
Juga melindungiku dari segala duri kehidupan
Ibu,
Sakitmu begitu terasa
Aku ingin menggantikannya
Dengan senyum dan candaku
Dan usahaku agar kau tersenyum
Ibu,
Aku takut
Ketika kehilanganmu
Kau adalah wanita terindah bagiku
Di hatiku hanyalah kau
Ibu,
Kau adalah pelita
Yang tak pernah lupa menyejukkan hatiku
Selalu mendorongku ke jalan cahaya Illahi
Hingga aku tegar menjalani hidup
Ibu
Ribuan kisah,
Kita lalui bersama
Entah bagaimana rasanya
Ibu,
Aku ingin selalu di sampingmu
Melengkapi hari-hari
Di atas pangkuanmu
Bagai masa kecilku dulu
Kau adalah bidadariku 
Baca Juga :
Puisi Ibu Dan Ayah

Sajak untuk Ibuku

Sajak-sajak terbingkai indah
Kata-kata terurai sejuk
Menghiasi jendela kehidupan
Menyemai kehidupan manusia
Waktu berjalan menghunus raga
Hingga tua pun menghampiri
Dan kerentaanmu mulai ada
Ibu
Senja ini begitu cepat
Hingga kulit keriputmu mulai terasa
Kau mulai tertatih berjalan
Kelelahanmu terdengar
Ibu
Keringat merah kini mulai tampak
Kau peras dengan tangan yang renta
Aku adalah anakmu
Terseok-seok menahan kehidupan
Darma-darma mulai menghias
Aku adalah anakmu
Lara yang gempita mulai menindih
Ringkihan itu mulai terdengar
Mata mulai menutup
Dengan badan yang kaku
Ibu
Maaf tiada tara tuk membalas
Hanya doa yang terapal
Mengiring menuju cahaya Illahi